Jumat, 26 Juli 2013
Senin, 29 April 2013
Senin, 15 April 2013
Tidak dapat dipungkiri, menciptkan kegitatan belajar mengajar (KBM) yang menarik di kelas masih menjadi masalah bagi hampir sebagian besar guru . Berbagai upaya dalam rangka menjawab permasalahan ini telah dirumuskan oleh berbagai pihak tidak terkecuali guru yang mengajar di kelas. Daya tarik perkembangan teknologi serta gaya siswa masa kini yang ‘cuex
dan santai’ seolah-olah terlalu kuat untuk diimbangi oleh guru,
sehingga menarik perhatian siswa untuk terlibat dalam pembelajaran di
kelas menjadi hal yang sulit dilakukan. Berdasarkan pengalaman saya selama mengajar, mendapatkan kesan menarik untuk mengikuti KBM oleh siswa adalah langkah awal yang penting dan menentukan bagi pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Hasil penelitian yang dilakukan
oleh De Porter mengungkapkan manusia dapat menyerap suatu materi
sebanyak 70% dari apa yang dikerjakan, 50% dari apa yang didengar dan
dilihat (audio visual), dan hanya 10% dari apa yang dibaca. Dari
penelitian diatas bisa disimpulkan bagaimana ketercapaian materi
pelajaran jika dalam KBM guru hanya mengandalkan ceramah dan latihan.
Hasil penelitian lainnya
menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan mudah
bila dibantu dengan sarana visual, di mana 11% dari yang dipelajari
terjadi lewat indera pendengaran, sedangkan 83% lewat indera
penglihatan. Di samping itu dikemukakan bahwa kita hanya dapat mengingat
20% dari apa yang kita dengar, namun dapat mengingat 50% dari apa yang
dilihat dan didengar. Lagi pula, dalam KBM, siswa sering sekali
dihadapkan pada materi yang abstrak dan di luar pengalaman siswa
sehari-hari, akibatnya siswa merasa jenuh dan materi menjadi sulit untuk
dipahami oleh siswa. Penggunaan media pembelajaran yang dapat
menghadirkan visualisasi dari materi palajaran akan sangat membantu
tidak hanya guru dalam menyampaikan materi tetapi juga siswa sebagai
subjek pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Penggunaan multimedia dalam pembelajaran adalah dalam rangka menjawab
kebutuhan tersebut. Dengan multimedia materi dapat disajikan dalam
bentuk gambar dua dimensi maupun tiga dimensi, tampilan teks yang
interaktif, efek animasi (gambar bergerak), kombinasi warna yang menarik
serta alat bantu suara (audio) yang membantu siswa memahami materi
dengan lebih mudah.
Selain hal diatas, penggunaan
multimedia juga memberikan peranan penting dalam hal mampu menimbulkan
rasa senang kepada siswa selama proses KBM berlangsung. Hal ini akan
menambah motivasi siswa selama proses KBM berlangsung sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Berdasarkan survey yang pernah saya lakukan terhadap siswa-siswi saya di sebuah sekolah, 90% siswa menyukai pembelajaran dengan penggunaan multimedia dan merasa lebih mudah memahami materi pelajaran.
Adanya alat peraga yang kontekstual
dengan materi pelajaran akan semakin menguatkan pemahaman siswa
terhadap materi yang dipelajari. Alat peraga dapat diambil dari
lingkungan atau dapat pula dirancang dan dibuat sedemikian rupa dari
barang-barang sederhana yang ada di lingkungan. Memang butuh pemikiran
dan pekerjaan ekstra untuk mengusahakannya, namun jika bisa diadakan
akan sangat membantu guru dalam mengajar dan siswa dalam belajar.
Penggunaan multimedia dan alat
peraga dalam pembelajaran adalah suatu upaya untuk menciptakan suasana
belajar kreatif dan inovatif tanpa mengurangi tujuan belajar yang
sesungguhnya yaitu adanya perubahan tingkah laku siswa yang dapat diukur
dan diamati. Menciptakan suasana belajar yang menarik bagi siswa
tentulah hal yang ingin dicapai oleh guru dimanapun dan kapanpun juga.
Dengan menarik perhatian siswa pada KBM yang guru ciptakan tentulah
motivasi belajar siswa akan meningkat demikian pula pemahaman akan
konsep materi pelajaran yang tentu saja berdampak pada hasil belajar
siswa yang meningkat pula.
(Jose Hasibuan)
http://edukasi.kompasiana.com/2011/05/16/peranan-multimedia-dan-alat-peraga-dalam-pembelajaran-364379.html
Alat peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan
telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa
lebih efektif dan efisien (Sudjana, 2002 :59 ).
Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat
Bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Proses
belajar mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain
tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi.
Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari
unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau tehnik untuk mengantarkan
sebagai bahan pelajaran agar sampai tujuan. Dalam pencapain tersebut,
peranan alat Bantu atau alat peraga
memegang peranan yang penting sebab dengan adanya alat peraga ini bahan dengan mudah dapat dipahami oleh siswa. Alat peraga sering disebut audio visual, dari pengertian alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga. Alat tersebut berguna agar pelajaran yang disampaikan guru lebih mudah dipahami oleh siswa. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien.
memegang peranan yang penting sebab dengan adanya alat peraga ini bahan dengan mudah dapat dipahami oleh siswa. Alat peraga sering disebut audio visual, dari pengertian alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga. Alat tersebut berguna agar pelajaran yang disampaikan guru lebih mudah dipahami oleh siswa. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien.
2. Jenis-jenis alat peraga.
Adapun beberapa contoh alat peraga yang dapat digunakan dalam mengajar yaitu:
a. Gambar
Gambar adalah suatu bentuk alat peraga yang nampaknya saling dikenal dan
saling dipakai, karena gambar disenangi oleh anak berbagai unur,
diperoleh dalam keadaan siap pakai, dan tidak mengita waktu persiapan.
b. Peta
Peta bisa menolong mereka mempelajari bentuk dan letak negara-negara serta kota-kota yang disebut Al-kitab. Salah satu yang harus diperhatikan, penggunaan peta sebagai alat peraga hanya cocok bagi anak besar/kelas besar.
c. Papan tulis.
Peranan papan tulis tidak kalah pentingnya sebagai sarana mengajar. Papan tulis dapat dirima dimana-mana sebagai alat peraga yang efektif. Tidak perlu menjadi seorang seniman untuk memakai papan tulis. Kalimat yang pendek, beberapa gambaran orang yang sederhana sekali, sebuah diagram, atau empat persegi panjang dapat menggambarkan orang, kota atau kejadian.
d. Boks pasir
Anak kelas kecil dan kelas tengah sangat menggemari peragaan yang
menggunakan boks pasir. Boks pasir dapat diciptakan “peta” bagi mereka
khususnya bagi kelas tengah karena pada umur tersebut mereka sudah
mengetahui jarak dari desa ke desa. (Pepak.sabda.org.and
omtions.blogspot.com)
Selain alat peraga yang disebutkan di atas, media mengajar yang
paling dikenal di dalam pelayanan anak sering disebut dengan istilah
singkat, alat peraga berbentuk fleschard, wayang, boneka jari, rumah
palestina dan sebagainya.
Adapun alat peraga yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan alat peraga gambar karena disenangi anak berbagai umur,
diperoleh dalam keadaan siap pakai, dan tidak mengita waktu persiapan
selain itu untuk menarik perhatian siswa dalam melakukanya yang akan
diujikan pada siswa kelas IV SD Negeri 14 Mataram tahun ajaran
2007/2008.
3. Kelebihan dan kekurangan penggunaan alat peraga
Adapun kelebihan dan kekurangan penggunaan alat peraga dalam pengajaran yaitu:
Kelebihan penggunaan alat peraga yaitu:
- Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik
- Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah memahaminya
- Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan mudah bosan
- Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti :mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan dan sebagainya.
Adapun tujuan dari alat peraga untuk:
1. Memperkenalkan, membentuk, memperkaya, serta memperjelas.
2. Mengembangkan sikap yang dikehendaki.
3. Mendorong kegiatan siswa lebih lanjut.
Pemakaian alat peraga merangsang imajinasi anak dan memberikan kesan
yang mendalam dalam mengajar, panca indra dan seluruh kesanggupan
seorang anak perlu dirangsang, digunakan dan libatkan, sehingga tak
hanya mengetahui, melainkan dapat memakai dan melakukan apa yang
dipelajari. Panca indera yang paling umum dipakai dalam mengajar adalah “
mendengar” melalui pendengaran, anak mengikuti peristiwa-peristiwa dan
ikut merasakan apa yang disampaikan. Seolah-olah telinga mendapatkan
mata. Anak melihat sesuatu dari apa yang diceritakan. Namun ilmu
pendidikan berpendapat, bahwa hanya 20% dari apa yang didengar dapat
diingat kemudian hari. Kesan yang lebih dalam dapat dihasilkan jikalau
apa yang diceritakan “dilihat melalui sebuah gambar “. Dengan demikian,
melalui” mendengar “ dan “ melihat” akan diperoleh kesan yang jauh lebih
mendalam.
Kekurangan alat peraga yaitu:
- Mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak menuntuk guru.
- Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan
- Perlu kesediaan berkorban secara materiil
Ada beberapa kelemahan sehubungan dengan gerakan pengajaran alat peraga
itu, antara lain terlalu menekankan bahan-bahan peraganya sendiri dengan
tidak menghiraukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan
desain, pengembangan, produksi, evaluasi, dan pengelolaan bahan-bahan
itu. Kelemahan lain adalah alat peraga dipandang sebagai “alat
Bantu “ semata-mata bagi guru dalam melaksanakan kegiatan mengajarnya
sehingga keterpaduan antara bahan pelajaran dan alat peraga tersebut
diabaikan. Disamping itu terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang
proses pengembangannya dan tetap memandang materi audiovisual sebagai
alat Bantu guru dalam mengajar.
Alat peraga yang digunakan hendaknya memiliki
karakteristik tertentu. Ruseffendi (dalam darhim,19986:14 ) menyatakan
bahwa alat peraga yang di gunakan harus memiliki sifat sebagai berikut:
- Tahan lama (terbuat dari bahan yang cukup kuat ).
- Bentuk dan warnanya menarik.
- Sederhana dan mudah di kelola (tidak rumit ).
- Ukurannya sesuai (seimbang )dengan ukuran fisik anak.
- Dapat mengajikan konsep matematika (tidak mempersulit pemahaman)
- Sesuai dengan konsep pembelajaran.
- Dapat memperjelas konsep (tidak mempersulit pemahaman )
- Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir yang abstrak bagi siswa.
- Bila kita mengharap siswa belajar aktif (sendiri atau berkelompok ) alat peraga itu supaya dapat di manipulasikan , yaitu: dapat diraba, dipegang, dipindahkan, dimainkan, dipasangkan, dicopot, (diambil dari susunannya ) dan lain-lain.
- Bila mungkin alat peraga tersebut dapat berfaedah lipat (banyak ).
Proses pembelajaran dengan menggunakan bantuan alat peraga tidak
selamanya dapat membuahkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.
Bahkan tidak tertutup kemungkinan digunakannya alat peraga justru
bukannya membantu memperjelas konsep, akan tetapi sebaliknya misalnya
membuat siswa menjadi bingung.
Dalam memilih alat peraga secara tepat terdapat lima hal yang
harus di perhatikan oleh guru yakni:tujuan, materi pelajaran, strategi
belajar mengajar, kondisi dan siswa yang belajar serta perlu waspada,
sehingga tidak memakai media mengajar yang tidak begitu kecil, sehingga
anak sulit melihat dan menjadi ribut. Serta gambar yang terlalu asing
pada perasaan anak, umpanya gambar tertentu dari luar negeri yang kurang
cocok di Indonesia. Perasaan aneh atau lucu tidak menguntungkan dalam
proses belajar mengajar ini. Karena itu guru sebaiknya memakai alat
peraga yang tepat dan bermutu sebagai alat Bantu mengajar.
Supaya sumber belajar dapat mempengaruhi proses belajar dengan efektif dan efisien, perlu ada yang mengatur. Yang bertugas mengatur adalah instruction. Tujuannya dalam hal ini ialah mengusahakan agar terjadi interaksi antara siswa dengan sumber belajar yang relevan dengan tujuan instruksional yang akan dicapai. Agar alat dapat berfungsi dengan efektif dalam menunjang proses belajar perlu dikembangkan dengan memperhatikan tujuan instruksional yang akan dicapai. Kecuali itu, penggunaannya dalam program intruksional harus direncanakan secara sistematis seksama melalui serangkaian kegiatan yang disebut pengembangan instruksional.
AECT, mendefinisikan teknologi sebagai suatu proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang mengangkut semua aspek belajar manusia.
Tekologi instruksional adalah suatu proses yang kompleks dan terintegrasi, meliputi orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan dan menilai, serta mengelola pemecahan terhadap masalah tersebut dalam situasi-situasi dimana proses belajar dilakukan secara sengaja, bertujuan dan terkontrol.
Dari defenisi tersebut ciri-ciri teknologi pembelajaran, tampak bahwa dalam memecahkan masalah belajar yang bertujuan dan terkontrol, teknologi pembelajaran menggunakan komponen sistem pembelajaran. Kegiatan insturksional yang direncanakan secara integral dan sistematis dalam suatu komponen pembelajaran merupakan ujud dari pemecahan masalah belajar menurut teknologi pembelajaran.
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa alat adalah merupakan salah
satu komponen dalam sumber belajar, sekaligus merupakan salah satu
bentuk pemecahan belajar menurut teknologi penididkan, dengan melalui
suatu perancangan yang sistematis. Hubungan antara alat dan teknologi
pendidikan ini ditegaskan lagi oleh Yusuf hadi miarso, dkk bahwa
membicarakan media tentu saja tak dapat terlepas dari membicarakan. Alat Peraga
Daftar Pustaka (Update 24 Oktober 2012)
Sudjana Nana dan Rivai Ahmad, 1991. Media Pengajaran, Sinar Baru Algensindo:Bandung
Soeharto, Karti, 2003. Teknologi Pembelajaran, Jakarta : Kencana
Daftar Pustaka (Update 24 Oktober 2012)
Sudjana Nana dan Rivai Ahmad, 1991. Media Pengajaran, Sinar Baru Algensindo:Bandung
Soeharto, Karti, 2003. Teknologi Pembelajaran, Jakarta : Kencana
sumber : http://www.sarjanaku.com/2011/03/pengertian-alat-peraga.html
PURWOKERTO [] Foto di atas adalah salah satu dokumentasi kegiatan Open House 2013. Open House yang diselenggarakan pada hari Sabtu-Ahad, 9-10 Februari 2013 ini mengambil judul Kids Vaganza 2013, dengan tema "Moslem Generation For The Better Future". Beberapa kegiatan lomba TK adalah TAHFIDZ, HAFALAN DOA HARIAN, ADZAN, PILDACIL, MOZAIK, KEMANDIRIAN, SENAM.
Sabtu, 13 April 2013
Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah atas pelaksanaan kegiatan MRC
A. Rutin
A. Rutin
- Mengisi administrasi MRC
- Mengelola sarana dan prasarana MRC
- Menyiapkan pemanfaatan media yang dibutuhkan guru
- Berkoordinasi dengan TU yang lain dalam hal penyiapan media
- Mengikuti kegiatan tarhib dan taudi
- Membuat media sesuai dengan kebutuhan guru
- Membuat daftar inventaris MRC
- Mengidentifikasi kebutuhan media dan menindaklanjuti
- Membuat buku pesan guru
- Melay out ruang MRC
- Melaporkan kegiatn MRC
- Membantu kegiatan sekolah
Langganan:
Postingan (Atom)